Beranda | Artikel
Kultum Ramadhan: Semarak Ramadhan Yang Mulai Lesu
Jumat, 1 Juni 2018

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن، أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin rahimakumullah,

Bulan Ramadhan telah setengah berlalu. Shaf-shaf di masjid mulai berkurang. Suka cita masyarakat menyambut bulan penuh berkah ini mulai tak terdengar. Mereka mulai lesu. Ramadhan terasa dingin. Demikianlah keadaan kita manusia. Ada seseorang yang pergi umrah untuk kali pertama. Hari pertama sampai Mekah atau Madinah, ia nangis sesenggukan. Ga mau pulang dari masjid saat pembimbing mengkordinir jamaah untuk istirahat di hotel. Ya, itu di hari pertama. Hari kedua, mulai mau diajak pulang. Hari ketiga pulang tanpa diajak. Hari-hari selanjutnya intensitas ibadah mulai berkurang. Hingga akhirnya lalai dari ibadah malah sibuk menyiapkan oleh-oleh pulang.

Hal demikian, kita ulang kembali di bulan Ramadhan. Bukan hanya Ramadhan kali ini, mungkin Ramadhan kemarin pun keadaannya demikian. Kita mulai lupa dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala, maka dia diampuni dosanya yang telah lewat.” (Muttafaqun ‘alaih).

Sebagian orang yang di awal Ramadhan semangat mengerjakan taraweh di masjid, sekarang tidak berat lagi meninggalkannya. Dan lebih memilih jalan-jalan dan nongkrong usai buka bersama.

Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إنَّ للهِ في كلِّ يومٍ وليلةٍ عُتَقاءَ مِنَ النَّارِ في شهرِ رمضانَ وإنَّ لكلِّ مسلمٍ دَعوةً يدعو بها فيُسْتجابُ له

“Sesungguhnya di setiap hari dan malam bulan Ramadhan dari Allah ada pembebasan dari api neraka. dan bagi setiap Muslim ada doa yang jika ia berdoa dengannya maka akan diijabah” (HR. Ahmad).

Motivasi untuk termasuk orang-orang yang dibebaskan dari neraka tidak lagi bergemuruh.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Apa kira-kira penyebab kita mulai lesu untuk mengisi Ramadhan saat ini. Padahal Ramadhan itu yang lebih utama di akhirnya. Seandainya ada orang yang malas-malasan di awal Ramadhan, tapi di akhir Ramadhan dia sangat semangat dan habis-habisan, ini lebih baik daripada mereka yang semangat di awal tapi malas-malasan di akhir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” (HR. Bukhari.)

Lalu apa yang membuat kita lemah di waktu yang semestinya kita bersemangat?

Pertama: Banyaknya dosa.

Dosa adalah sesuatu yang menutupi hati. Membuat pelakunya lemah fisik dan jiwanya untuk melakukan berbagai macam ketaatan. Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” [Quran Al-Muthaffifin: 14].

Perbuatan dosa itu menutupi hati kita. Membuat hati kita gelap. Semakin kita sering melakukan dosa, maka hati semakin gelap. Sehingga semakin berat melakukan ketaatan. Semakin sulit menerima cahaya nasihat.

Sehingga solusi dari menghadapi kemalasan yang terjadi di pertengahan Ramadhan ini adalah:

Pertama: Memohon ampun kepada Allah.

Perbanyaklah istighfar dan memohon ampun kepada Allah agar hati kembali bersih. Sehingga mudah melakukan ketaatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)

“Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” (HR. at-Turmudzi dan selainnya).

Kedua: Berdoa memohon istiqomah

Ada beberapa doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membantu kita untuk istiqomah. Di antaranya:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK [Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih).

Marilah kita bersihkan hati kita. Kita mohon istiqomah dan kekuatan kepada Allah agar membantu kita untuk beribadah kepada-Nya. Sehingga nanti ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, hati, jiwa, dan fisik kita diberi kekuatan oleh Allah untuk memanfaatkannya secara maksimal.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberi kita taufik untuk memanfaatkan Ramadhan kita ini. Dan menerima amal-amal kita di hari yang telah berlalu.

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Assalamualaikum warahamatullah wabarakatuh

Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/5088-kultum-ramadhan-semarak-ramadhan-yang-mulai-lesu.html